Sistem Indeksasi Sains dan Teknologi, atau yang lebih dikenal sebagai SINTA, merupakan platform nasional yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk memetakan kualitas jurnal, peneliti, dan institusi akademik di Indonesia. Dalam perkembangan publikasi ilmiah, SINTA menjadi rujukan utama dalam melihat reputasi jurnal sekaligus menjadi instrumen standar mutu yang menentukan kredibilitas suatu publikasi. Salah satu peringkat dalam sistem ini adalah SINTA 3, yaitu kategori jurnal yang sudah memiliki kualitas baik namun belum berada pada level tertinggi. Meskipun berada di tingkat menengah, kriteria SINTA 3 tetap memerlukan pemenuhan standar akademik, editorial, dan etika penerbitan yang cukup ketat.
Artikel ini menguraikan secara mendalam mengenai kriteria SINTA 3, struktur penilaiannya, serta tantangan yang biasa dihadapi oleh pengelola jurnal dalam mencapai peringkat tersebut. Pembahasan dilakukan secara komprehensif melalui subbagian yang memiliki jenis dan poin-poin yang dijelaskan dalam bentuk paragraf panjang agar memberikan pemahaman menyeluruh bagi pembaca.
Baca juga: Daftar jurnal SINTA 3
Konsep Dasar dan Filosofi SINTA 3
SINTA 3 merupakan kategori yang menunjukkan bahwa suatu jurnal telah memenuhi sebagian besar standar publikasi ilmiah nasional. Konsep dasar dari SINTA 3 adalah memberikan ruang bagi jurnal yang telah berkembang dengan baik, memiliki kualitas artikel yang layak, dan dikelola dengan struktur editorial yang jelas, tetapi masih memerlukan peningkatan pada aspek reputasi sitasi maupun sistem manajemen publikasi. Peringkat ini pada dasarnya adalah titik tengah, di mana jurnal sudah stabil namun perlu terus disempurnakan agar dapat naik ke peringkat SINTA 2 atau SINTA 1.
Filosofi yang mendasari keberadaan SINTA 3 berkaitan dengan penguatan budaya publikasi ilmiah di Indonesia. Dengan adanya kategori ini, institusi memiliki motivasi untuk menjaga kualitas tetapi tetap diberi kesempatan melalui proses pembinaan. Pada sisi lain, SINTA 3 juga mencerminkan harapan regulator terhadap pentingnya konsistensi, transparansi, dan profesionalitas dalam manajemen jurnal. Dengan demikian, SINTA 3 bukan hanya soal pemeringkatan, melainkan juga langkah strategis menuju peningkatan mutu riset nasional.
Jenis-Jenis Kriteria Penilaian SINTA 3
Pada dasarnya, SINTA memiliki struktur penilaian yang melibatkan beberapa komponen utama, dan masing-masing komponen tersebut memiliki indikator penilaian tersendiri. Berikut adalah jenis-jenis kriteria utama untuk mencapai peringkat SINTA 3:
1. Kualitas Artikel Ilmiah
Kualitas artikel merupakan kriteria mendasar dalam penilaian SINTA 3. Jurnal harus mampu memastikan bahwa setiap artikel yang diterbitkan memiliki landasan teoritis yang kuat, metode penelitian yang terukur, serta analisis yang menggambarkan kedalaman keilmuan. Artikel yang baik bukan hanya menggambarkan fakta, tetapi juga memuat sintesis pemikiran yang relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Selain itu, SINTA menilai apakah artikel disajikan dalam format akademik yang konsisten dan memenuhi standar penulisan ilmiah. Hal ini meliputi kejelasan abstrak, sistematika penulisan, kelengkapan daftar pustaka, dan konsistensi penggunaan gaya referensi. Jurnal yang ingin mencapai SINTA 3 harus menjalankan proses editorial yang ketat agar setiap naskah benar-benar memenuhi standar akademik tersebut.
Yang tidak kalah penting, kualitas artikel juga dilihat dari kontribusi ilmiahnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Artikel harus menunjukkan kebaruan gagasan, relevansi, dan kemampuan untuk memberikan implikasi atau rekomendasi yang dapat diikuti oleh peneliti lain. Semakin kuat kontribusi ilmiah sebuah artikel, semakin tinggi peluang jurnal mencapai peringkat SINTA 3.
2. Kualitas Pengelolaan Jurnal
Manajemen jurnal merupakan komponen penting dalam penilaian SINTA. Pengelolaan jurnal mencakup seluruh proses dari pengiriman naskah, review, hingga publikasi. Pada level SINTA 3, jurnal diharapkan sudah memiliki prosedur editorial yang terstandarisasi dan dijalankan secara konsisten oleh tim editorial. Hal ini termasuk pengaturan alur komunikasi yang profesional antara editor, reviewer, dan penulis.
Selain itu, jurnal harus dipublikasikan secara berkala tanpa mengalami keterlambatan penerbitan. Konsistensi waktu penerbitan menjadi salah satu indikator stabilitas pengelolaan jurnal. Ketika sebuah jurnal sering tertunda, hal tersebut menggambarkan adanya permasalahan manajemen internal yang dapat mempengaruhi penilaian akreditasi.
Pengelolaan jurnal juga dilihat dari transparansi proses editorial. Jurnal harus memiliki halaman website yang jelas, memuat pedoman penulisan, proses review, kebijakan etika, dan informasi detail terkait tim editor serta reviewer. Semakin transparan proses pengelolaan jurnal, semakin tinggi kepercayaan peneliti terhadap jurnal tersebut.
3. Profesionalitas Reviewer dan Dewan Editor
Dalam penilaian SINTA 3, keberadaan reviewer dan editor merupakan salah satu aspek penting. Mereka harus memiliki rekam jejak akademik yang baik serta berasal dari institusi yang beragam. Keberagaman institusi memberikan kesan objektivitas dan menunjukkan bahwa jurnal memiliki jaringan ilmiah yang luas. Semakin beragam reviewer dan editor, semakin terpercaya kualitas penilaian naskah dalam jurnal tersebut.
Selain itu, latar belakang keilmuan reviewer harus sesuai dengan fokus jurnal. Reviewer yang relevan secara keilmuan akan memberikan masukan yang tepat dan mampu meningkatkan mutu artikel sebelum diterbitkan. Dalam konteks SINTA 3, jurnal harus dapat membuktikan bahwa proses review dilakukan secara double-blind dan tidak memberikan ruang bagi potensi bias.
Kualitas reviewer juga terkait dengan ketepatan waktu dan kualitas umpan balik yang diberikan kepada penulis. Reviewer harus mampu memberikan komentar yang konstruktif, jelas, dan mendalam. Jika sistem review berjalan baik dan memberikan peningkatan signifikan pada naskah, jurnal tersebut akan mendapatkan penilaian positif dalam akreditasi.
4. Etika Publikasi dan Anti-Plagiarisme
SINTA menempatkan etika publikasi sebagai komponen penting. Jurnal yang ingin mendapatkan SINTA 3 harus memiliki kebijakan anti-plagiarisme yang jelas dan dijalankan secara konsisten. Kebijakan ini mencakup penggunaan perangkat deteksi plagiarisme yang akurat serta penanganan kasus plagiarisme secara profesional.
Selain itu, jurnal harus memiliki pedoman integritas akademik yang menjelaskan tentang konflik kepentingan, perlindungan data, dan tanggung jawab penulis serta editor. Pedoman ini harus mudah diakses dan diterapkan secara nyata. Etika publikasi menjadi ukuran bahwa jurnal tersebut tidak hanya mengejar kuantitas artikel, tetapi juga menjaga kualitas dan integritas ilmiah.
Etika publikasi juga dilihat dari bagaimana jurnal menangani revisi, klarifikasi, dan penarikan artikel jika diperlukan. Jurnal yang transparan dalam kebijakan ini dipandang lebih kredibel dan profesional, sehingga meningkatkan peluang memperoleh peringkat SINTA 3.
5. Reputasi dan Dampak Sitasi Jurnal
SINTA menilai reputasi jurnal berdasarkan tingkat sitasi dan persebarannya. Sitasi menunjukkan sejauh mana artikel dalam jurnal tersebut digunakan sebagai referensi oleh peneliti lain. Meskipun SINTA 3 tidak memiliki tuntutan sitasi setinggi SINTA 1 atau SINTA 2, jurnal tetap harus memiliki bukti bahwa artikelnya digunakan dalam diskursus ilmiah.
Dampak sitasi juga terkait dengan visibilitas jurnal. Jurnal yang terindeks di berbagai database, seperti Google Scholar atau GARUDA, lebih berpotensi mendapatkan sitasi. Oleh karena itu, jurnal harus memastikan bahwa setiap artikel yang diterbitkan dapat ditemukan oleh peneliti melalui mesin pencari akademik.
Reputasi juga terlihat dari seberapa aktif jurnal dalam membangun jaringan ilmiah melalui konferensi, kolaborasi antar institusi, atau kegiatan akademik lainnya. Semakin luas jaringan tersebut, semakin tinggi peluang jurnal mendapatkan perhatian dari komunitas ilmiah.
Poin-Poin Standar Teknis pada Jurnal SINTA 3
Selain kriteria utama di atas, ada beberapa poin teknis yang harus dipenuhi oleh jurnal untuk mencapai peringkat SINTA 3. Setiap poin berikut disampaikan dalam paragraf panjang sesuai permintaan:
Kelengkapan Metadata
Metadata merupakan elemen penting yang memengaruhi aksesibilitas artikel. Metadata meliputi judul, nama penulis, afiliasi, abstrak, kata kunci, dan informasi bibliografi lainnya. Pada SINTA 3, metadata harus disajikan secara lengkap dan konsisten pada setiap artikel. Kelengkapan metadata membantu mesin indeksasi mengenali struktur artikel sehingga meningkatkan visibilitas di mesin pencari ilmiah.
Konsistensi metadata juga memperkuat profesionalitas jurnal. Jika metadata tidak lengkap, hal ini dapat menurunkan reputasi jurnal di mata pembaca maupun lembaga akreditasi. Oleh karena itu, pengelola jurnal harus memastikan bahwa seluruh komponen metadata dinyatakan dengan jelas, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Metadata yang lengkap akan meningkatkan peluang artikel untuk ditemukan dan disitasi peneliti lain.
Penggunaan DOI (Digital Object Identifier)
Jurnal SINTA 3 diwajibkan menggunakan DOI untuk setiap artikel. DOI berfungsi sebagai alamat permanen yang memastikan artikel tetap dapat diakses meskipun terjadi perubahan pada halaman web jurnal. Hal ini penting untuk menjaga kestabilan referensi ilmiah, karena artikel akademik sering dikutip dalam jangka panjang.
Selain itu, DOI mempermudah indeksasi dan meningkatkan profesionalitas jurnal. Adanya DOI menunjukkan bahwa jurnal telah berkomitmen untuk mengikuti standar publikasi internasional. Dengan sistem ini, pengelola jurnal juga dapat memantau statistik penggunaan artikel seperti jumlah klik atau unduhan. Penggunaan DOI memberikan nilai tambah yang signifikan dalam penilaian SINTA.
Bahasa dan Kualitas Penyuntingan
Jurnal SINTA 3 dapat menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Namun, apapun bahasanya, kualitas penyuntingan harus tetap tinggi. Artikel harus bebas dari kesalahan tata bahasa, ejaan, ataupun struktur kalimat yang membingungkan. Gaya penulisan juga harus konsisten dengan pedoman jurnal sehingga mampu memberikan kesan profesional dan rapi.
Penyuntingan yang baik juga mencerminkan keseriusan pengelola jurnal dalam menjaga mutu konten. Apabila artikel mengandung banyak kesalahan, hal tersebut dapat menurunkan kredibilitas jurnal di mata peneliti lain. Oleh karena itu, tim editorial harus memiliki editor bahasa atau proofreader yang memahami standar penulisan ilmiah. Kualitas penyuntingan sering menjadi penentu dalam keberhasilan jurnal mencapai SINTA 3.
Keberlanjutan Frekuensi Penerbitan
Jurnal wajib menerbitkan artikel sesuai jadwal yang telah ditentukan, misalnya setiap tiga bulan atau enam bulan sekali. Keterlambatan penerbitan sering kali dianggap sebagai indikator manajemen jurnal yang kurang stabil. Untuk meraih SINTA 3, jurnal harus menunjukkan bukti konsistensi penerbitan minimal dua tahun terakhir.
Frekuensi penerbitan yang stabil mencerminkan kemampuan jurnal dalam mendapatkan naskah berkualitas dan mengelola seluruh proses editorial secara tepat waktu. Jika jurnal sering mengalami kekurangan naskah atau penundaan, hal tersebut menjadi pertanda bahwa sistem yang berjalan belum optimal. Konsistensi ini menjadi salah satu aspek penting dalam penilaian akreditasi.
Penyebaran dan Aksesibilitas Jurnal
Aksesibilitas merujuk pada seberapa mudah artikel dalam jurnal dapat diakses oleh publik. Pada SINTA 3, jurnal diharapkan sudah menerapkan kebijakan akses terbuka (open access) sehingga artikel dapat dibaca tanpa hambatan. Akses terbuka meningkatkan peluang artikel digunakan dan disitasi oleh peneliti lain.
Penyebaran jurnal juga berkaitan dengan tampilannya di database ilmiah. SINTA menilai apakah jurnal terindeks di platform lain seperti GARUDA, Google Scholar, atau indeksasi tematik tertentu. Semakin mudah jurnal ditemukan, semakin tinggi dampak akademiknya. Oleh karena itu, pengelola jurnal harus memastikan bahwa artikelnya dapat terindeks dengan baik dan memiliki visibilitas yang kuat di ranah akademik.
Tantangan yang Dihadapi Jurnal Menuju SINTA 3
Meskipun tidak seketat SINTA 1 dan 2, mencapai SINTA 3 tetap penuh tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah menjaga kualitas artikel. Banyak jurnal yang menerima banyak naskah, tetapi tidak semuanya memenuhi standar ilmiah yang ditetapkan. Oleh karena itu, proses seleksi harus diperketat tanpa mengurangi jumlah artikel yang diterbitkan.
Tantangan berikutnya adalah menjaga profesionalitas tim editorial dan reviewer. Banyak jurnal yang masih kekurangan reviewer berkualitas, sehingga proses review menjadi lambat atau tidak mendalam. Jurnal harus membangun jejaring dengan peneliti dan akademisi agar mendapatkan reviewer yang kompeten dan sesuai keilmuan.
Selain itu, tantangan lain adalah konsistensi dalam pengelolaan jurnal. Proses editorial memerlukan komitmen waktu dan tenaga yang besar. Pengelola jurnal biasanya bekerja secara sukarela, sehingga kualitas pengelolaan sangat bergantung pada dedikasi tim. Jika tidak ada sistem kerja yang terorganisir, jurnal akan mengalami kesulitan menghadapi tuntutan akreditasi.
Baca juga: Peringkat SINTA 3
Kesimpulan
SINTA 3 merupakan kategori jurnal dengan kualitas baik yang menunjukkan bahwa jurnal tersebut telah memiliki struktur editorial yang jelas, kualitas artikel yang memadai, serta berkomitmen pada standar etika publikasi. Walaupun bukan peringkat tertinggi, SINTA 3 tetap memerlukan pemenuhan berbagai kriteria yang meliputi kualitas artikel, manajemen editorial, profesionalitas reviewer, reputasi sitasi, hingga keterbukaan akses jurnal.
Untuk mencapai SINTA 3, jurnal harus memperhatikan berbagai aspek teknis seperti kelengkapan metadata, penggunaan DOI, penyuntingan bahasa yang baik, konsistensi frekuensi penerbitan, dan aksesibilitas jurnal. Semua aspek tersebut saling berhubungan dan menjadi indikator penting dalam akreditasi. Dengan pemenuhan seluruh kriteria ini, jurnal tidak hanya berpeluang memperoleh SINTA 3, tetapi juga membuka jalan untuk meningkat ke kategori yang lebih tinggi.

