Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu metode penelitian yang dilakukan oleh guru atau praktisi pendidikan di dalam kelas dengan tujuan untuk meningkatkan praktik pembelajaran. PTK melibatkan siklus berulang yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penerapan PTK dalam hal ini menunjukkan bahwa fokus penelitian adalah bagaimana proses PTK digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu meningkatkan motivasi belajar siswa.
Motivasi belajar merujuk pada dorongan internal dan eksternal yang mempengaruhi keinginan siswa untuk belajar. Motivasi ini bisa berasal dari berbagai faktor, termasuk minat pribadi, dukungan dari guru dan keluarga, lingkungan belajar yang kondusif, serta relevansi materi pelajaran. Meningkatkan motivasi belajar juga berarti mengidentifikasi strategi dan tindakan yang dapat memicu atau memperkuat dorongan belajar siswa. Dalam konteks penelitian ini, PTK digunakan untuk mengeksplorasi dan mengimplementasikan pendekatan-pendekatan baru atau modifikasi dari pendekatan yang sudah ada guna mencapai peningkatan motivasi belajar.
Apa lagi ini adalah Siswa Kelas V yang merujuk pada siswa yang berada di tingkat pendidikan dasar, khususnya di kelas lima. Karakteristik siswa pada jenjang ini umumnya meliputi kemampuan kognitif yang berkembang pesat, serta kebutuhan emosional dan sosial yang spesifik. Usia siswa di kelas V biasanya sekitar 10-11 tahun.
Baca juga: Tantangan dan Kesulitan dalam Melakukan Observasi Penelitian
Latar Belakang Masalah
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor kunci yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa dengan motivasi belajar yang tinggi cenderung lebih aktif, gigih, dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Namun, berdasarkan observasi awal di kelas V SDN 01, ditemukan bahwa motivasi belajar siswa masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari kurangnya partisipasi siswa dalam diskusi kelas, rendahnya minat terhadap tugas-tugas yang diberikan, dan kecenderungan untuk mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan.
Motivasi belajar yang rendah dapat berdampak negatif pada prestasi akademik siswa. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang sistematis dan terarah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diidentifikasi beberapa masalah utama, yaitu:
- Rendahnya motivasi belajar siswa kelas V.
- Kurangnya partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
- Rendahnya minat siswa terhadap materi pelajaran.
- Ketidakmampuan siswa dalam mempertahankan semangat belajar ketika menghadapi kesulitan.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah:
- Bagaimana penerapan Penelitian Tindakan Kelas dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V?
- Strategi apa saja yang efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa melalui PTK?
- Bagaimana perubahan motivasi belajar siswa setelah diterapkannya PTK?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
- Meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V melalui penerapan Penelitian Tindakan Kelas.
- Mengidentifikasi strategi-strategi yang efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
- Mengetahui perubahan motivasi belajar siswa setelah penerapan PTK.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dan teoritis sebagai berikut:
-
Manfaat Praktisnya
Ada beberapa jenis manfaat praktisnya yaitu bagi guru, siswa dan sekolah. Untuk mengetahui manfaat lebih banyak dari beberapa jenisnya berikut penjelasannya:
Guru: Memberikan panduan praktis dalam meningkatkan motivasi belajar siswa melalui strategi yang telah terbukti efektif.
Siswa: Meningkatkan motivasi dan semangat belajar sehingga dapat mencapai prestasi akademik yang lebih baik.
Sekolah: Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah melalui penerapan PTK yang terarah dan sistematis.
-
Manfaat Terorisnya
Manfaat Penelitian Teroris ini memiliki 2 manfaat yaitu Menambah literatur tentang penerapan PTK dalam konteks peningkatan motivasi belajar dan Memberikan wawasan baru mengenai strategi-strategi yang efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V.
Teori Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal yang mengarahkan, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku belajar siswa. Menurut teori motivasi, terdapat beberapa pendekatan yang relevan dalam konteks pendidikan, di antaranya:
-
Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Abraham Maslow mengembangkan teori hierarki kebutuhan yang menyatakan bahwa individu termotivasi oleh pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar, mulai dari yang paling mendasar hingga kebutuhan tertinggi untuk aktualisasi diri. Dalam konteks pendidikan, siswa perlu merasa aman, diterima, dan dihargai sebelum mereka dapat termotivasi untuk belajar secara optimal.
-
Teori Self-Determination (Deci dan Ryan)
Teori Self-Determination yang dikembangkan oleh Deci dan Ryan menekankan pentingnya kebutuhan dasar manusia untuk otonomi, kompetensi, dan keterhubungan sosial. Siswa yang merasa memiliki kontrol atas pembelajaran mereka (otonomi), merasa mampu dalam melakukan tugas-tugas belajar (kompetensi), dan memiliki hubungan positif dengan guru dan teman sekelas (keterhubungan sosial) akan lebih termotivasi untuk belajar.
-
Teori Expectancy-Value (Eccles dan Wigfield)
Teori ini menyatakan bahwa motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh harapan mereka akan keberhasilan dalam tugas-tugas belajar (expectancy) dan nilai yang mereka tempatkan pada tugas-tugas tersebut (value). Jika siswa percaya bahwa mereka dapat berhasil dalam tugas belajar dan menganggap tugas tersebut bernilai, mereka akan lebih termotivasi untuk belajar.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang dilakukan oleh praktisi pendidikan (guru) di dalam kelas mereka sendiri dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran. PTK melibatkan siklus berulang yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Ada beberapa tahapan dan keuntungan dalam Penelitian Tindakan Kelas ( PTK), berikut penjelasannya:
-
Tahapan PTK
- Perencanaan (Planning): Identifikasi masalah, merumuskan hipotesis tindakan, dan merencanakan langkah-langkah tindakan.
- Tindakan (Acting): Pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan.
- Observasi (Observing): Mengamati dan mengumpulkan data tentang pelaksanaan tindakan.
- Refleksi (Reflecting): Mengevaluasi hasil tindakan dan merencanakan tindakan berikutnya berdasarkan temuan-temuan dari siklus sebelumnya.
2. Keuntungan PTK
- PTK memungkinkan guru untuk mengatasi masalah-masalah praktis di kelas secara langsung.
- Meningkatkan profesionalisme guru melalui refleksi berkelanjutan.
- Membantu dalam pengembangan strategi-strategi pembelajaran yang lebih efektif.
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa penerapan PTK dapat secara signifikan meningkatkan motivasi belajar siswa. Berikut beberapa contoh penelitian yang relevan:
-
Penelitian oleh Susanto (2019)
Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan PTK dengan strategi pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas IV SD. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan
partisipasi siswa dalam diskusi kelompok dan peningkatan hasil belajar.
-
Penelitian oleh Hidayati (2020)
Hidayati menemukan bahwa penggunaan media pembelajaran interaktif dalam PTK dapat meningkatkan minat
dan motivasi belajar siswa kelas V. Siswa menjadi lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
-
Penelitian oleh Wulandari (2021)
Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran berbasis proyek dalam PTK dapat
meningkatkan motivasi intrinsik siswa kelas VI. Siswa merasa lebih tertantang dan termotivasi untuk
menyelesaikan proyek-proyek yang diberikan.
Implikasi Teori dan Literatur terhadap Penelitian Ini
Berdasarkan kajian teori dan tinjauan literatur di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kebutuhan dasar mereka, harapan keberhasilan, dan nilai tugas belajar. Penelitian ini akan menerapkan PTK dengan fokus pada peningkatan motivasi belajar siswa kelas V, mengacu pada teori-teori motivasi dan temuan-temuan penelitian terdahulu sebagai dasar untuk merancang dan mengimplementasikan strategi-strategi yang efektif.
Desain dan Subjek Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari beberapa siklus. Setiap siklus meliputi tahapan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Desain PTK dipilih karena memungkinkan guru untuk melakukan intervensi langsung di kelas dan mengevaluasi efektivitasnya secara berkelanjutan. Serta dalam subjek penelitiannya siswa kelas V di SDN 01 yang berjumlah 30 siswa, pemilihan kelasnya didasarkan pada observasi awal yang menunjukkan rendahnya motivasi belajar siswa di kelas tersebut.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi beberapa hal yaitu:
-
Angket Motivasi Belajar
Angket ini digunakan untuk mengukur tingkat motivasi belajar siswa sebelum dan setelah tindakan dilakukan.
Angket ini terdiri dari beberapa item yang mengukur berbagai aspek motivasi belajar, seperti minat, partisipasi
aktif, dan usaha belajar.
-
Lembar Observasi
Lembar ini digunakan untuk mencatat aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi
dilakukan oleh peneliti atau kolaborator untuk melihat partisipasi dan keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
-
Catatan Lapangan
Catatan ini digunakan untuk mencatat hal-hal penting yang terjadi selama proses penelitian, termasuk
tanggapan siswa terhadap tindakan yang dilakukan dan refleksi peneliti.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dilakukan dalam beberapa siklus, disini saya akan menjelaskan salah satu siklusnya yaitu:
-
Siklus Pertama
Dalam hal ini pertama kita harus melakukan perencanaan seperti mengidentifikasi masalah utama,
merumuskan rencana tindakan dan Menyusun instrumen penelitian. kedua kita harus melakukan tindakan
juga yaitu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan yang telah disusun menggunakan
metode pembelajaran kooperatif dan media interaktif untuk meningkatkan partisipasi atau minat belajar siswa.
Siklus ketiga yang terakhir kita harus melakukan refleksi dengan cara menganalisis data yang telah
dikumpulkan untuk menilai efektivitas tindakan yang telah dilakukan,
mengidentifikasi kekuatan atau kelemahan dari tindakan yang telah diterapkan dan
merencanakan tindakan perbaikan untuk siklus berikutnya berdasarkan hasil refleksi.
Analisis Data
Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif, hasil data ini nanti digunakan untuk mengevaluasi efektivitas tindakan yang telah dilakukan dan untuk menyusun rekomendasi perbaikan bagi pembelajaran di masa depan. Berikut Penjelasan dari 2 jenis analisis datanya:
-
Analisis Kuantitatif
Data dari angket motivasi belajar dianalisis menggunakan teknik statistik deskriptif untuk melihat perubahan
tingkat motivasi siswa sebelum dan setelah tindakan.
-
Analisis Kualitatif
Data dari lembar observasi dan catatan lapangan dianalisis secara kualitatif untuk mendapatkan gambaran
mendalam tentang partisipasi dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
Baca juga: Strategi Mengurangi Risiko dalam Penelitian Eksperimental
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan PTK melalui metode pembelajaran kooperatif dan penggunaan media interaktif berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V. Partisipasi aktif dan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran meningkat secara signifikan dari siklus pertama ke siklus kedua.
Analisis angket motivasi belajar juga menunjukkan peningkatan skor motivasi belajar siswa dari sebelum tindakan hingga setelah tindakan pada siklus kedua. Peningkatan ini mencakup aspek minat terhadap pelajaran, partisipasi aktif, dan usaha belajar. Serta penelitian ini memberikan implikasi praktis bagi guru dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Penggunaan metode pembelajaran yang inovatif dan media interaktif dapat menjadi strategi efektif untuk meningkatkan partisipasi dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
Beberapa keterbatasan yang ditemukan dalam penelitian ini meliputi waktu penelitian yang terbatas dan variasi kemampuan siswa dalam beradaptasi dengan metode pembelajaran baru. Penelitian lebih lanjut dengan waktu yang lebih panjang dan penyesuaian metode sesuai kebutuhan individu siswa dapat memberikan hasil yang lebih optimal.
Semoga artikel ini memberikan wawasan baru bagi anda. Temukan lebih banyak artikel menarik lainnya hanya di web Solusi jurnal . Sekian terimakasih kasih telah membaca artikel ini. Dan apabila Anda memiliki kendala dalam menyusun jurnal ilmiah dan membutuhkan jasa pendampingan dan pelatihan jurnal ilmiah, Solusi Jurnal bisa menjadi solusi terbaik untuk Anda. Hubungi Admin Solusi Jurnal untuk tahu lebih banyak seputar layanan.